Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna

SUARASASTRA.COM - Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna -  Puisi singkat tentang kehidupan merupakan karya puisi dari kak Jenita yang beliau tulis sebagai renungan dan penawar dikala hati dilanda kegelisahan.Terkadang dikala kehidupan terasa hilang arah, kita membutuhkan sandaran ataupun obat untuk menyembuhkannya. Sebagian orang memerlukan obat itu dengan berbagai hal, diantaranya sharing kepada teman - temannya ataupun mencari motivasi dari berbagai sumber seperti kata - kata mutiara dan puisi.Kita berharap dengan adanya Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna ini dapat menjadi motivasi dan sandaran untuk kembali bangkit dan berjuang dalam menjalani kehidupan.

Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna
Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna


REMBULAN  HATI

Sinar rembulan mala ini
Dapatkah kau melihatnya?
Gema nafas ini
Dapatkah kau dengar juga?
Akan kuteriakan lantang-lantang
Meskipun sendirian
Kepada mimpi buruk yang tak akan terulang ini
Kulafalkan mantra
Aku baik-baik saja
Sungguh baik-baik saja
Meski kegelapan ditengah gulita malam
Mengguncang impianku yang tertidur
Meski hatiku dingin
Dan terseok-seok sakit
Kini aku telah lupa
Bagaimana cara memanggilmu
Ayah..

CERMIN

Kubuka kedua mata dalam gulita
Kala suara detak jantungku
Tak terdengar familiar
Kuhadapi kau yang ada didalam cermin
Tatapan takut, pertanyaan lama tak terjawab
Kucampakkan dan kubuang muka
Apakah aku jatuh, agar terhujanni gemintang?
Yang tak kunjung banyaknya itu
Akulah satu-satunya target yang ditodong
Oleh ribuan kemilau anak-anak panah itu
Mengapa engkau terus besembunyi
Dibalik topengmu, Ibu?
Bekas luka kecerobohanmu
Membentuk rasi bintang untukku
Kembalikan pundi-pundi itu
Kepada yang lebih hak, mendapatkannya

FATAMORGANA

Fatamorgana
Akal sehatku terus meneriakan kalimat itu
Tetapi Kaki dan tubuhku tak terima dan terus menghampiri
Bagiku Apa yang aku lihat!
Bagaikan oase yang menyegarkan
Kahausan akan kerinduan
Kerinduan yang mendesak
Hingga ajal terasa lebih menyenangkan
Namun Akal sehatku selalu benar
Rindu yang semakin mengencang
Balutan fatamorgana terasa nyata
Saat aku sampai, kau taka da

LINTASAN

Selama kau bersinar, aku baik-baik saja
Tidak tahu siapa sebenarnya berdusta
Memuntahkan segala kebohongannya
Memintaku bersinar
Namun matahari saja sudah gelap
Memintaku bersinar
Namun matahari saja sudah pergi
Tak tahu harus melangkah
Kau yang menjauhiku, atau
aku yang keluar jalur lintasanmu
Tanpa kembali melingkari duniaku
Membuatku kalang kabut mencarimu
Ah.. ataukah kau sengaja pergi untuk dicari ?
Perkataan macam apa itu?
“aku baik-baik saja”
Tidak ada orang yang baik-baik saja
Tatkala melangkah pergi
Ataupun ditiggal pergi
Jikalau sosok itu penting!
Nak..

MEMECAH BUNGKAM

Ditinggalkan
Dan selalu ditinggalkan
Berantakan dan tak cukup berharga untuk dipertahankan
Seperti barang tak berguna
Yang dijatuhkan dari muatan kapal
Agar tak tenggelam
Bukan salahku, katanya
Itu kebohongan yang paling getir
Jika tidak ada yang salah
Mengapa mereka pergi?
Menelantarkan?
Dan membuang ?
Pasti keberadaanku yang salah
Tidak cukup membuat mereka tinggal
Ingin kuledakkan semua kata-kataku padanya
Yang mengejap menantiku, memecah bungkam
Tak semua orang
Mau berurusan dengan patah hatimu
Yang tak kunjung reda
Hanya karena mereka bertanya
Maka aku, hanya tertawa ringan, dan membalas
“Aku hanya belum ditakdirkan bertemu ayah dan ibu “

BERSAYAP BIRU

Perihal hujan, ini bukan hujan
Ini bahan bakar
Banyak yang hendak kuungkap
“apa yang kamu sukai?”,  misalnya
Namun ketika kau pulang kemari
Dimenit-menit terakhir
Aku tetaplah, aku yang bisu
Kamu membawa cerita-cerita baru
Mengenai duniamu bersayap biru
Aku yakin, kau menginginkan kejelasan
Mengenai dahan-dahanku yang kini persis
Jelaga di perapian
Ingin aku memelukmu
Meraung-raung
Menumpahkan segala kepiluan padamu
Atau setidaknya menyuarakan
“Jangan berpindah keyakinan Hamba-Ku “.

AKSARA

Aku berhenti, aku pun selesai
Tapi langit kelabu, terus mendesakku
Memaksaku untuk mengungkapkan kembali
Segala rasa yang biasa ku kirim ke langit
Setelah badai yang kulewati
Ternyata aksara masih meminta berdiskusi
Tentang aku,
Dan badai yang sebenarnya tak pernah usai
Dihati dan otakku
Ya, cerita tentangmu
Belum berakhir sampai disini..  (^-^)

SELESAI

Senja itu
Sehabis hujan, membasahi kota
Aku sadar
Aku berhenti
Aku kalah
Benar-benar kalah
Kalah telak
Kalian bahkan tak saling mendukung
Jauh sebelum aku mengenalmu
Salahku menaruh rasa
Padamu yang tampak begitu sempurna
Ya, aku tak sebaik itu
Untuk mendapatkan orang sepertimu
Perbandinganku dengannya begitu jauh
Aku berSyukur atas segala yang kudapat
Dari mengagumimu
Jangan Tanya, bisakah aku pergi atau tidak
Setidaknya aku berusaha
Jangan Tanya, bencikah aku padamu atau tidak
Jawabannya tidak
Jadi, kusampaikan salamku
Pada langit kota hujan
Diujung senja
Terimakasih untuk segala kisah
Dan untai cerita yang berhasil ku dongengkan
Aku, Selesai

Nah, itulah Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna karya kak Jenita. Semoga bermanfaat dan dapat mewakili perasaan teman - teman.
Terimakasih
Salam

Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi Singkat Tentang Kehidupan Penuh Makna"