Naskah Drama Pantomim Terbaru Untuk Mini Show

SUARA SASTRANaskah Drama Pantomim Terbaru Untuk Mini Show - Sobat sekalian pada kali ini admin akan berbagi lagi sebuah naskah drama terbaru di tahun 2022. Naskah drama ini bertema drama pantomim untuk sebuah pementasan mini.

Naskah Drama Pantomim Terbaru Untuk Mini Show
Naskah Drama Pantomim Terbaru Untuk Mini Show

Kita masih pagi, belum lagi siang, jangan menuntut senja

Mentari menyingsing di pagi hari yang sangat indah. Kokokan ayam membangunkan sebuah keluarga kecil yang tengah asik menikmati mimpi indah mereka. Sang ayah bangunan tepat di samping sang ibu karena mereka memang satu ranjang. Dengan gaya uniknya sang ayah meregangkan tubuhnya dan menguapkan seolah-olah masih belum ingin keluar dari tempat tidur yang empuk itu. Tidak lama, sang ibu juga terbangun karena sinar matahari telah masuk ke kamar mereka melalui lubang fentilasi di atas jendela samping tempat tidur. Sama dengan sang ayah, sang ibu juga meregangkan tubuh dan kepala sang ayah tanpa sengaja oleh tangan sang ibu. Marah dengan ekspresi yang sangat lucu ditunjukkan oleh sang ayah. Mereka pun memulai rutinitas pagi mereka, yakni tanpa hal spele itu.

Tak lama, merekapun menyudahi konflik kecil tersebut. Sang ayah menuju dapur untuk menyeduh secangkir kopinya. Rutinitas seorang ayah gerakan. Sang ayah menyiapkan kopi, air panas, dan tentu gula yang akan melengkapi suguhan pagi itu. Sang ayah masih mengomel ketika menyeduh kopi itu karena konflik pagi hari itu. Tanpa sadar, sang ayah menuangkan air panas ke tangan sendiri. Air mendidih itu membanjiri sekujur tangan dan jari sang ayah hingga sang ayah merasa sangat kepanasan. Ia melihat ada air di baskom berisi air di samping ia berdiri kokoh. Berniat mencelupkan tangan ke air di baskom agar panas menghilang, ternyata itu niatan yang salah, karena ternyata di dalam baskom juga air mendidih yang baru istri istri beberapa saat sebelumnya. Sontak, sang ayah meloncat kaget dan merasa semakin panasan hingga tangan membengkak dan memerah. Diapun mengulum jari-jari tangan kanannya ke dalam mulut.

Di sisi lain, sang ibu menuju kamar anak-anak untuk membangunkan anak-anak. Bukan dengan bisikan layaknya seorang ibu, namun menggunakan toa sang ibu berteriak-teriak “ayo pada sekolah”. Bisa ditebak, sang anak langsung bangun terkaget-kaget. Tanpa sadar, anak-anak langsung berlari mengambil tas dan berlari keluar rumah hendak menuju sekolah. Tanpa mandi, sarapan, cuci muka, dan ganti baju. Melongo dan terdiam bingung, itulah kondisi sang ibu sekarang. Dan pingsan.

Sang ayah yang telah berhasil pulih dan tengah menikmati kopi dan membaca koran berusaha memanggil sang ibu berkali-kali bermaksud meminta sarapan. Tak ada jawaban. Sang ayah penasaran, kemana si ibu. Akhirnya ia pun mencari disetiap sudut rumah. Gottcha, sang ibu ditemukan di tengah terkulai pingsan di kamar anak-anak. Sang ayah mencoba membangunkan sang ibu dengan menggoyang-goyangkan tubuh sang ibu sembari menangisan konyolnya seolah-akan sang ibu telah mati. Bukan menggunakan kayu putih atau dengan bau yang lain, melainkan menggunakan mulut sang ayah membangunkan sang ibu dengan cara mengababi bhs nya abab ane) muka sang ibu dengan mulut yang bau jigong karena belum tersentuh giginya. Belum bangun juga. Akhirnya sang ayah mencari cara dan berpikir bagaimana caranya membangunkan sang ibu. Berpikir berpikir berpikir. !!! Ia tahu bagaimana cara membangunkan sang ibu. Kentut. Yap, bau yang bisa membuat tumbuhan hingga bumi mengalami pemanasan global. Kentut sang ayah memang sangat bau. Satu.. dua.. tiga.. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. Ia tahu bagaimana cara membangunkan sang ibu. Kentut. Yap, bau yang bisa membuat tumbuhan hingga bumi mengalami pemanasan global. Kentut sang ayah memang sangat bau. Satu.. dua.. tiga.. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. Ia tahu bagaimana cara membangunkan sang ibu. Kentut. Yap, bau yang bisa membuat tumbuhan hingga bumi mengalami pemanasan global. Kentut sang ayah memang sangat bau. Satu.. dua.. tiga.. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. bau yang bisa membuat tumbuhan hingga bumi mengalami pemanasan global. Kentut sang ayah memang sangat bau. Satu.. dua.. tiga.. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. bau yang bisa membuat tumbuhan hingga bumi mengalami pemanasan global. Kentut sang ayah memang sangat bau. Satu.. dua.. tiga.. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. sang ayah mengeluarkan gas tanpa racun namun sangat bau itu tepat di hidung sang ibu. Tentu. Sang ibu bangun dan merasa seolah-olah oksigen di dunia ini telah terkuras habis karena efek kentut sang ayah. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur. Sang ayah berteriak kegirangan dan mengangkat kedua tangannya “Yes…” seolah berhasil membangunkan putrid yang tidur bertahun-tahun dan akan dijadikan permaisurinya. Sang ayah meminta sang ibu memasak untuk sarapan setelah sang ibu agak siuman. Sang ayah kembali ke kursinya dan kembali membaca koran tentang korupsi para bajingan berpantofel. Sang ibu menuju dapur.

Sang ibu berjalan menuju dapur dengan terseok-seok karena efek kentut itu tidak hilang dalam waktu cepat. Bermaksud memasak telur, menyanyikan ibu menuangkan minyak ke wajan dan mengocok telur lalu menuangkannya ke dalam wajan dengan kesadaran yang masih 25 persen. Tunggu tunggu. Ada yang aneh. Mengapa telurnya malah terbakar ? Tunggu, apa yang sang ibu masukkan kedalam wajan ? TIDAK !!!! Sang ibu malah menuangkan bensin yang awalnya sengaja ditaruh di dapur untuk dijual lagi ketika bensin mulai langka. Sang ibu malah berteriak tidak jelas dan konyol. Berlari keluar rumah. Berteriak namun bukan teriakan minta tolong, hanya “Wawawa………”. Berteriak dan berlari mengitari rumah tanpa melakukan usaha untuk melihat api. Sang ayah yang mulai api dari dapur juga melakukan hal yang sama dengan sang ibu namun mengitari dengan arah yang berlawanan.

Ditengah kepanikan itu, kedua anaknya berkencan dan meminta uang saku kepada sang ayah. Sang ayah berhenti lalu memberikan uang saku kepada kedua anaknya dan kembali melakukan hal konyol seperti sang ibu. Kedua anak hanya pergi begitu saja tanpa memperdulikan masalah yang tengah terjadi layaknya bapak dan ibu yang mencoba mengambil kesempatan di tengah pemerintahan yang riuh dan rakyat yang tak terurus.

Seiring berjalannya waktu rumah itupun habis menjadi puing-puing layaknya negara yang hancur dan dikendalikan para investor luar dengan kapitalismenya. Sang ayah dan ibu hanya terus berteriak dan berlari tanpa melakukan usaha pemadaman layaknya orang-orang yang hanya bisa berkoar-koar akan keadaan sekitar tanpa melakukan apapun yang berguna.


Nah, itulah sobat, naskah yang dapat admin bagikan pada kesempatan ini, semoga bermanfaat